Sangat di Sayangkan!!! Sejumlah Proyek Bernilai Ratusan Milyar di Asahan Belum Memberikan Manfaat.

Asahan

TOBAFORINDO.com | Kabupaten Asahan Sumatera Utara, Sejumlah proyek yang bernilai ratusan milyar dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  Kementerian PUPR di Kabupaten Asahan belum memberikan manfaat bagi masyarakat, disebabkan belum rampung.

Ketiga proyek tersebut yaitu pertama Proyek Tanggul Pengendali Banjir sepanjang 27  km yang dibangun melalui multi years mulai penghujung tahun 2015 sampai dengan 2018  di Sungai Sukaraja dan Sungai Asahan.

Foto:Pembangunan Bendung dan Saluran Suplesi Sungai Asahan dan Sukaraja Dinilai Belum Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat.

Pembangunan tanggul sebelah kiri Sungai Sukaraja sepanjang 9,2 Km serta pembangunan 3 pintu pengatur, pembangunan tanggul kiri Sungai Asahan sepanjang 10,83 Km, pembuatan shortcut sepanjang 1,60 Km, pengadaan 2 pintu pengendali banjir dilengkapi 5 unit pompa air, perbaikan alur, serta pengaspalan 8 Km jalan masuk, pembangunan tanggul kiri Sungai Asahan sepanjang 6 Km dan pengadaan dan pemasangan pintu pengendali banjir plus 3 unit pompa air diharapkan mampu mengantisipasi banjir tahunan yang melanda Kecamatan Teluk Dalam, Simpang Empat dan Kota Tanjungbalai.

Nyatanya hingga semua tahapan itu selesai dan telah menghabiskan anggaran hingga Rp 700 milyar itu belum mampu mengantisipasi banjir tahunan yang melanda kawasan itu hingga ratusan hektar lahan pertanian milik masyarakat dan juga permukiman tetap dilanda banjir.

“Sebenarnya proyek ini sangat bagus, namun karena tahapan proyek ini tidak sebatas tahapan yang telah dilaksanakan, hingga akhirnya belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkap Kabid SDA Dinas PUPR Kabupaten Asahan Herianto Sijabat.

Agar proyek pengendali banjir ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, harus dibangun lagi tanggul pengendali banjir di wilayah Teluk Dalam mulai dari Pisang Binaya hingga ke Sukaraja.

“Harus dibangun lagi tanggul Pengendali Banjir di wilayah Pisang Binaya,” ungkapnya lagi.

READ  Pejuang Rakyat Demokrasi Menggruduk Kantor Bupati Asahan.

Selain itu, proyek irigasi berupa Pembangunan Bendung dan Saluran Suplesi Daerah Irigasi Sei Silau Kabupaten Asahan, senilai lebih kurang Rp 200 milyar juga belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, karena belum rampung persoalan ganti rugi.

“Ada perseteruan antara masyarakat dengan PTP Nusantara III Kebun Sei Silau, terkait persoalan lahan, di mana keduanya saling mengklaim kepemilikan,” ungkap Harianto lagi.

Akibatnya ganti rugi belum dapat dilaksanakan, hingga saluran suplesi sepanjang lebih kurang  4 km menghubungkan Sei Bunut sebagai belum terhubung.

“Proyeknya sampai saat ini telah terhenti dan belum ada aktivitas untuk melanjutkan proyek tersebut,” ungkap Harianto lagi.

Dia sangat prihatin dengan kondisi petani di Rawang Panca Arga yang merupakan lumbung padi di Kabupaten Asahan tidak mendapatkan air dengan maksimal.

“Irigasi yang ada tidak mampu mengairi seluruh areal persawahan di Rawang Panca Arga,” ungkapnya.

Padahal sejak proyek irigasi itu dilaksanakan, sejumlah masyarakat sudah melakukan peralihan tanaman dari sawit ke persawahan.

“Sediktnya ada 100 hektar tanah masyarakat yang dulunya menanam sawit sudah dijadikan areal persawahan. Namun karena air irigasi belum sampai ke persawahan akhirnya masyarakat hanya gigit jari,” ungkapnya sembari mengatakan kuping mereka sudah sangat tebal karena setiap bertemu masyarakat terus mempertanyakan perkembangan pembangunan irigasi itu.

Bahkan, bila proyek saluran suplesi dilanjutkan maka Sungai Bunut akan dinormalisasi, dilebarkan dan ditanggul kanan kirinya sepanjang 24 Km, maka outcome dari pekerjaan tersebut selain menambah debit air menuju Rawang panca arga juga akan mampu mengendalikan banjir sungai bunut yang selama ini terjadi di setiap musim hujan.

Proyek ketiga yaitu pengembangan sistem irigasi Asahan diwilayah sungai kepayang yang akan di perkirakan akan mampu mengairi 40 ribu hektar lahan pertanian.
Meskipun semua tahapan perencanaan sudah dilakukan mulai dari pertemuan konsultasi masyarakat(PKM) pengukuran,bahkan telah memiliki detail Enginering Design(DED)namun sampai pada saat ini belum diketahui nasibnya.

READ  Pejuang Rakyat Demokrasi Menggruduk Kantor Bupati Asahan.

Pengembangan sistem irigasi asahan itu akan mampu mengairi seluruh lahan pertanian di Sei Kepayang dan juga Padang Mahondang dan Aek kuasan.

Dari hasil pantauan LSM Wahana masyarakat aliran sungai(WAMAS)baru-baru ini masyarakat di Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang mengalami kekeringan di karenakan musim kemarau yang sangat ekstrim dan air pasang tidak mampu untuk mengairi persawahan,hinggah dilakukan pompanisasi atas bantuan PT IPS.
Kalau rencana proyek irigasi yang dilaksanakan pemerintah ini terlaksana,mungkin kekeringan tidak akan terjadi mengingat sumber air yang berasal dari sungai Asahan tidak melimpah,Ungkap Ketua WAMAS Awaluddin.

(ROBIN SILALAHI/TIM)