KTH Depari Sada Nioga Berharap APH Buka Hati Nurani Terhadap Aksi Premanisme yang Bakar Rumah Warga dan Merusak Tanaman Petani

Uncategorized

Toba For Indo || Deliserdang – Aksi kekerasan kembali terjadi di lahan hutan lindung Dusun X Tanduk Benua, Desa Suka Makmur, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang Sumatera Utara. Aksi premanisme kali ini dinilai sungguh tidak manusiawi lagi, pasalnya rumah para petani dibakar beserta tanaman warga dirusak dan ditebangi.

Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Depari Sada Nioga Pasta Surbakti meminta semua pihak baik Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah maupun Aparat Penegak Hukum (APH) yang ada di Sumatera Utara ini agar membuka hati nurani, kiranya memberikan solusi kepada ratusan warga yang tergabung didalam kelompok tani yang kini di zalimi oleh aksi sekelompok premanisme, ucap Pasta Surbakti.

Ratusan warga yang tergabung dalam kelompok tani Depari Sada Nioga yang sudah puluhan tahun bercocok tanam dilokasi terancam tidak bisa lagi mencari nafkah akibat lahan yang ditanami berupa pisang, jeruk, mangga, alpukat, Kopi dan lainnya telah dirusak kelompok premanisme yang datang dari luar menyerobot dengan topeng mendirikan kelompok tani baru. Padahal yang sebenarnya itu bukanlah petani, melainkan para premanisme yang ditunggangi salah satu Ormas Marga yang diduga bertujuan untuk mengusir warga dan menguasai lahan seluas 157 hektar tersebut ujarnya.

” Jadi kami mohonlah Aparat yang berwajib turun tangan dengarkan keluhan masyarakat yang teraniaya. Semenjak berdirinya plang yang bertuliskan Kelompok Tani Alamta Jaya Mandiri Ersada di lokasi, pada saat yang bersamaan pulalah tanaman kelompok tani hutan depari sada nioga sudah habis ditebangi, rumah warga pun di bakar” kata Pasta, Jumat (24/12/2021).

“Kelompok tani alamta jaya mandiri ersada diduga menggunakan premanisme untuk menakut nakuti kelompok tani hutan depari sada nioga sehingga warga tidak lagi berani ke lahan pertanian. kami menduga pelaku pengrusakan itu adalah premanisme suruhan kelompok tani yang ada plangnya dipasang dilokasi yang diduga merusak dan membakar rumah warga” kata dia.

Negara kita sudah merdeka 75 tahun lamanya, namun kali ini ratusan warga yang tergabung dalam kelompok tani tersebut malah di ingatkan kembali kepada masa penjajahan masa silam. Hanya saja bedanya KTH Depari Sada Nioga dijajah oleh bangsanya sendiri yang tidak berkeadilan.

” Zaman sekarang masih saja bisa premanisme gunakan cara kekerasan, kami di zalimi, rumah kami dibakar, tanaman kami ditebangi, aggota kelompok tani kami di teror dengan ditembak menggunakan pistol baru – baru ini, bahkan pernah dibacok hingga kritis, apa ini namanya sudah merdeka? Dan apa masih boleh bertindak semena – mena seperti itu di Negara kita Negara Hukum Tanya Pasta Surbakti lagi.

Kisruh berkepanjangan ini tanpa adanya titik terang hingga membuat para petani dibayang – bayangi rasa takut untuk bertani. Padahal lahan tersebut sudah cukup lama untuk dimanfaatkan masyarakat untuk bertani dan menyambung hidup.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Herianto melalui Kepala Bidang (Kabid) Anas Y Lubis hanya mengucapkan kata terimakasih atas informasi tersebut.

Disinggung terkait hasil mediasi sebelumnya yang dilakukan pihak Dinas Kehutanan propinsi Sumut yang dihadiri para petani serta Camat Kutalimbaru, Polsek Kutalimbaru, maupun Koramil Kutalimbaru, namun pihak Dinas Kehutanan Sumut masih memilih diam seribu bahasa.

Sejumlah pihak menuding bahwa pertikaian dilahan hutan lindung ini terjadi tidak terlepas dari tidak pedulinya Dinas Kehutanan dalam menegaskan pihak mana saja yang memiliki izin untuk memanfaatkan lahan konservasi tersebut.

Hal ini menjadi ajang saling sikut diantara wargaa pun terjadi, aksi premanisme yang menakut nakuti warga pun dilakukan dengan tujuan untuk merebut dan menguasai lahan hutan lindung seluas 157 hektar tersebut. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *